Search This Blog

Friday, February 5, 2016

Anakku, Jangan Sekutukan Tuhanmu!

Judul: Anakku, Jangan Sekutukan Tuhanmu! 
Penulis: Uwais Ramadhan, Lc
Penyunting Bahasa: Jumi H
Penerbit: Gema Insani Press
ISBN: 978-602-250-234-0
Cetak: Pertama, Dzulhijjah 1435 H/ Oktober 2014 M 
Tebal: 80 hlm
Bintang: 4/5
Harga:Rp. 69.000 (diskon di Toko Buku Online)


Wahai anakku, janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya, mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.

Jangan mempersekutukan Allah (Syirik) adalah salah satu pesan utama yang disampaikan Lukman Hakim kepada anaknya. Perbuatan syirik merupakan dosa yang besar dan dibenci oleh Allah. Salah satu pesan yang terekam abadi dalam Al-Qur'an melalui surat Lukman tersebut, perlu dijadikan landasan tauhid bagi anak. Bekal yang ditanamkan sejak dini, insyaaALLAH akan menancap dalam kepala dan benak manusia.

Kumpulan cerita Anakku, Jangan Sekutukan Tuhanmu! berisi kumpulan cerita dari hidup Rasulullah, para sahabat, dan orang alim terkait dengan peringatan tentang syirik dan kisah keikhlasan mereka dalam meraih ridho Allah. Cerita-ceritanya pun tidak terlalu panjang dan fokus pada pesan yang ingin disampaikan. Warna-warninya juga cerah mendukung mata anak-anak untuk memperhatikan buku.

Salah satu cerita yang saya suka, adalah Belajar Berkuda Karena Allah SWT, 

Suatu hari seorang pemimpin sekaligus ulama saleh bernama Nurudin Zanki ditegur oleh seorang ahli ibadah yang selalu berdiam diri di rumah, "Wahai sahabatku, aku tidak menyangka kau menyukai bermain bola dan menunggang kuda, padahal tindakan itu hanyalah sia-sia."  Kemudian Nurudin Zanki membalas teguran tersebut, "Aku sama sekali tidak bermaksud menyia-nyiakan waktu dan agamaku. Semua kulakukan dengan niat karena Allah SWT. Bukankah musuh selalu mengintai? Kita dapat menegakkan agama Allah jika kita dalam kondisi sehat dan terlatih. Jika kuda kita biarkan mendekam di kandang, sudah tentu dia tidak akan dapat berlari kencang di medan perang"

Selain itu, kisah Perampok dan Syekh Abdul Qadir Jailani, dan Berbuat Baik pada Ibu yang musyrik termasuk cerita yang menjadi favorit saya. Empatpuluh delapan (48) kisah penguat iman ini memiliki pesan yang tidak hanya penting untuk ditanamkan pada anak, tapi juga direnungkan oleh pembaca usia berapapun.




Sobat Cilik, akhlak yang jujur dan aqidah yang lurus akan membuat pelakunya berani berkata benar sebab tidak ada yang perlu ditakuti, kecuali Allah SWT. Semoga anak saleh seperti dirimu menjadi pribadi yang jujur dan memiliki aqidah yang lurus (Kesimpulan dalam cerita Perampok dan Syekh Abdul Qadir Jailani)

0 comments:

 

Sahabat si Cilik Template by Ipietoon Cute Blog Design