Search This Blog

Saturday, October 29, 2016

Asyiknya Membantu Bunda

Penulis: Rien Dj dan Deasylawati P
Penyunting: Ayu Wulan
Penerbit: Lintang (Lini Penerbit Indiva)
ISBN: 9786021614877
Cetak: 2016
Tebal: 128 hlm
Bintang: 3/5
Harga: Rp. 28.000 (Diskon di Toko Buku Online)


“Wah, Davin baik sekali mau bantu bundanya,” puji Bu Sani saat membeli minyak goreng. Sudah pasti Davin senang dengan pujian, padahal sebelumnya dia merasa bosan dengan liburannya yang hanya tinggal di rumah. Cerpen berjudul Asyiknya Membantu Bunda, menjadi pembuka dari kumpulan cerita yang bertemakan pendidikan akhlak untuk anak.

Asyiknya Membantu Ibu menjadi salah satu cerpen yang mengangkat tema akhlak yang harus ditanamkan pada diri seorang anak. Cerita pendek lainnya yang juga memiliki pesan akhlak, tersirat dalam Bintang untuk Najma; yang bercerita tentang kebingungan Najma menemukan kelebihan dalam dirinya, Sepatu-Sepatu Lola, kisah keteledoran Lola dengan benda miliknya; Asad yang Suka Tersesat; Asal Ambil; yang masing-masing menceritakan pada anak pengetahun tentang keuntungan dan kerugian dari akhlak yang dimiliki para tokohnya.

Bukti Dio, adalah salah satu cerpen favorit saya. Dio yang sering diejek temannya sebagai anak mama, merasa marah dan kesal. Dia memutuskan untuk berbohong pada teman-temannya dengan menciptakan rekayasa foto supaya tidak dikatakan sebagai penakut. Keinginan anak untuk diakui, terutama oleh teman-temannya, tergambar pada cerpen ini. Pesan yang mengajarkan sebuah kondisi yang tidak menyenangkan, tetap harus mereka sikapi dengan positif, tidak asal membuktikan diri, apalagi dengan keburukan, seperti berbohong.

Tak hanya pada diri sendiri, akhlak juga perlu dikaitkan pada masyarakat dan lingkungan. Pemahaman tentang nama yang baik dan buruk ketika hidup dalam masyarakat terkandung dalam Satu Nama yang Terlupa; Harapan Lok Baintan; Sebatang Pohon yang Melintang. Selain itu, kisah berjudul Dari Sebutir Nasi dan Bukan Pekerjaan Sepele adalah cerpen yang menarik. Sesuatu yang sepele seperti sebutir nasi atau menyebarkan informasi ternyata bisa memberikan dampak global. Meski tema terlihat berat, tapi gaya bercerita sederhana sudah pasti dapat dicerna oleh kepala anak-anak.

Dua puluh cerpen yang ditulis oleh Rien Dj dan Deasylawati ini, tidak hanya terbalut pada realitas kehidupan, tapi juga ada beberapa cerpen yang disampaikan dengan gaya fantasi, dongeng dan misteri. Clarita si Penjual Dongeng dan Kisah Boneka Bermata Biru menjadi cerita fantasi yang mengajarkan tentang tolong-menolong. Sedangkan, sisi misteri cukup banyak dimuat seperti pada cerpen Aksi Detektif Fian: Siapa Pencurinya?; Komplotan Jaket Merah; Misteri Lukisan Berdarah; Misteri Rambut Perak; Kutukan Empu Gandring, Pria Misterius dan Ransel Merah; Rumah Nomor Tiga Puluh.

Mengingat pentingnya penanaman akhlak terpuji pada anak sejak dini, menjadikan media cerita sebagai pilihan yang menarik. Cerita atau dongeng dapat dijadikan pengantar materi pemahanan pada anak karena caranya yang terkesan ringan tanpa paksaan.
Readmore → Asyiknya Membantu Bunda

Friday, October 7, 2016

Anakku Bertanya Tentang LGBT

Judul: Anakku Bertanya Tentang LGBT 
Penulis: Sinyo
Penerbit: Quanta
ISBN: 9786020251783
Cetak: Pertama, 2014
Tebal: 174 hlm
Bintang: 4/5
Harga:  38.800


Siapa yang tidak kenal istilah LGBT. Orientasi seksual yang ‘menyimpang’ ini cukup menarik untuk dibahas karena ada kaitan dengan psikologi. Seringkali masyarakat memandang aneh bahkan menyalahkan/mengucilkan para pelaku LGBT dikarenakan ketidaktahuannya. Lewat Anakku Bertanya Tentang LGBT, Sinyo berusaha menyampaikan informasi secara obyektif terkait orientasi seksual non-heteroseksual.

“… di Indonesia sebenarnya cukup banyak orang yang bermasalah dengan dunia LGBT, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagian dari mereka tidak tahu harus bertanya kepada siapa dan bagaimana menyikapinya.” (h.17)

Penjabaran dimulai dari pemahaman tentang istilah yang seringkali salah/salah sasaran dalam masyarakat seperti istilah Transeksual, Transgender, Banci atau Waria yang seringkali disamakan, padahal artinya berbeda. Pemahaman arti akan membantu kita untuk lebih berhati-hati dalam memakai istilah-istilah tersebut.

Berlanjut pada sejarah LGBT dari masa praduga dan masa fakta. Berdasarkan masa fakta yang diambil dari penemuan arkeologi dll yang berhubungan dengan seks sesama jenis, LGBT mulai muncul pada abad VII SM, sedangkan berdasarkan pesatnya perkembangan komunitas LGBT, mulai terlihat pada abad XI M. Berdasarkan catatan di Indonesia sendiri komunitas LGBT mulai muncul tahun 1920-1980.

“Perkembangan dunia homoseksual semakin pesat sejak abad XI masehi. Pro dan kontra keberadaan komunitas tersebut bertambah banyak. Penggunaan istilah LGBT mulai tercatat sekitar 1990-an” (h. 46)
“Di Indonesia sendiri sebenarnya terdapat komunitas kecil LGBT walau masih berakar pada kebudayaan. … Salah satu contohnya adalah adanya gemblak di Ponorogo. Geblak adalah laki-laki muda yang dijadikan semacam “istri” oleh para warok di Ponorogo.” (h.54)

Obyektivitas isi buku sangat terasa karena penulis selalu menuturkan LGBT dari sisi pro dan kontra, seperti pandangan masyarakat, lembaga-lembaga pendukung, dan tokoh yang berkecimpung di ranah LGBT. Sebagian besar alasan dari pro LGBT adalah hak asasi manusia (HAM), setiap manusia berhak dihormati dan diapresiasi, termasuk pengidap LGBT agar terbebas dari diskriminasi/tekanan dari pihak manapun.

Ada pro, ada kontra, penjabaran penulis tentang pihak kontra tidak hanya dari sisi agama, tetapi juga ilmu pengetahuan, salah satunya lembaga NARTH, organisasi yang menolak anggapan bahwa orientasi tidak dapat diubah dan sudah menetap, mereka mendasarkan diri pada ilmu pengetahuan sehingga semua berdasarkan fakta dan penelitian. Mereka pun mengusung visi supaya “menjunjung tinggi hak-hak individu yang memmpunyai ketertarikan homoseksual namun tidak menginginkannya untuk menerima perawatan psikologis.” h.95

Jika merujuk pada judulnya, anggapan awal saya fokus dari pembahasan buku ini adalah pendidikan anak, ternyata penulis lebih banyak mengurai tentang LGBT. Meski begitu, pembahasan dari mulai yang mendasar tentang tema LGBT sangat penting untuk diketahui, termasuk orangtua. Antisipasi kecenderungan seksual dari keluarga dan lingkungan sangat berpengaruh pada perkembangan anak. Seperti yang diuraikan oleh organisasi NARTH, “Tidak ada yang disebut ‘gay gene’ dan sama sekali tidak ada bukti nyata yang mendukung gagasan bahwa homoseksual hanya dipengaruhi oleh factor biologis.” (h.101)

Pengaruh luar sangat besar untuk membentuk kecenderungan seksual, antaranya, pengaruh budaya, pendidikan/pengasuhan orangtua dan figur orangtua. Selain itu, pengawasan, perhatian, dan pencarian komunitas sehat oleh orangtua dapat mengantisipasi terjadinya pelecehan seksual pada anak. Namun, jika kondisi sudah terlanjur, penulis juga menyampaikan bagaimana tindakan yang perlu diambil ketika menemukan orientasi non-heteroseksual pada anak/saudara terdekat.

“Segala hal yang berkenaan dengan dunia ini datangnya dari Allah Swt, entah itu ditanggapi suka ataupun duka. Orientasi seksual sesame jenis pun diberikan oleh Allah sebagai ujian bagi individu yang memilikinya.” (h.149)
Readmore → Anakku Bertanya Tentang LGBT
 

Sahabat si Cilik Template by Ipietoon Cute Blog Design