Search This Blog

Wednesday, December 7, 2016

Perjalanan Ajaib Edward Tulane

Judul: Perjalanan Ajaib Edward Tulane | Judul Asli: The Miraculous Journey of Edward Tulane | Penulis: Kate DiCamillo | Penerjemah: Dini Pandia | Penerbit: Gramedia Pustaka Utama | Terbit: Kedua, April 2014 | Tebal: 208 hlm | Harga: Rp. 50.000 | Bintang: 4/5

“Edward sama sekali tidak suka disebut boneka. Ia menganggap kata itu amat sangat menghina.” (h.20)
Mungkin karena melihat penampilannya yang menawan dan eksklusif, Edward memandang dirinya terlalu tinggi. Edward tidak memiliki perasaan apapun, hanya terselip rasa tidak suka setiap kali diperlakukan seenaknya, selebihnya hanya menganggap manusia adalah makhluk yang membosankan. Bahkan, kepada Abilene, gadis cilik pemiliknya, Edward tidak terlalu peduli, sedangkan Abilene sangat menyayangi Edward. Ketidakpedulian Edward mengecewakan  Pellegrina, nenek Abilene yang memesan Edward pada seorang ahli boneka di Perancis, untuk hadiah ulang tahun ke-7 Abilene.

Kehidupan Edward mulai berubah saat dirinya terlempar dari kapal laut dan tenggelam ke dasar lautan. Dimulailah petualangan yang menghadirkan perasaan-perasaan dalam benak Edward  yang mulai dia kenali satu per satu. “… akhirnya, di dasar laut tertelungkup. Di sana, dengan kepala terbenam dalam lumpur, ia merasakan emosi tulus dan murni pertamanya. Edward takut.” (h.48)

Berbulan-bulan Edward terbenam dalam lautan hingga badai menyelamatkannya dengan terjaring oleh Nelayan Tua Lawrence. Seperti mendapatkan anugerah, Edward, sangat disayangi oleh pasangan tua Lawrence dan Nellie. Hadir lagi perasaan baru dalam diri Edward melalui kebersamaannya dengan Lawrence saat berkeliling kota atau saat menemani Nellie memasak di dapur.
“Sebelum ini, kalau Abilene bicara padanya, semua terasa begitu membosankan. Tapi sekarang, kisah-kisah yang diceritakan Nellie bagai sesuatu yang paling penting di dunia dan ia mendengarkan seolah hidupnya tergantung pada apa yang dikatakan wanita tua itu. Ia jadi bertanya-tanya apakah kepala poselennya kemasukan lumpur laut sehingga jadi rusak.” (h. 67)
Rupanya petualangan Edward masih panjang. Tempat pembuangan sampah menjadi persinggahan selanjutnya selama berbulan-bulan hadir perasaan baru dalam benaknya, “Ia (Edward) sangat merindukan mereka. Ia ingin bersama kedua orangtua tersebut. Si Kelinci bertanya-tanya apakah itu namanya sayang.” (h.79)

Keterpurukannya di TPA berakhir, saat seekor anjing membawa Edward kabur dan menyerahkan pada majikannya, Bull. Pengembaraan semakin luas dan membuka hatinya karena Bull adalah seorang gelandangan yang suka bepergian dan bertemu banyak orang. “Edward tahu bagaimana rasanya berulang kali mengucapkan nama orang-orang yang kautinggalkan. Ia tahu bagaimana rasanya merindukan seseorang. Jadi ia mendengarkan. Dan ketika ia mendengarkan, hatinya terbuka lebar dan terus melebar.” (h.97)

Petualangan Edward merasakan kasih sayang yang semakin dalam saat kembali ‘berpindah’ ke pelukan Sarah Ruth, gadis cilik yang mengidap penyakit parah. Kakaknya, Bryce menemukan Edward dan menjadikan Edward mainan kesayangan untuk adiknya. Sayangnya, nasib tidak berpihak pada mereka berdua, dan mengantarkan Bryce dan Edward mengembara ke kota, mengais rezeki dengan menjadikan Edward boneka tali.
“Kau mengecewakan aku. Kata-katanya membuat Edward memikirkan Pellegrina: ia teringat babi hutan dan putri raja, pada soal mendengarkan dan kasih sayang, pada mantra dan kutukan. Bagaimana kalau memang ada yang menunggu untuk menyayanginya? Bagaimana kalau ada yang akan disayanginya lagi? Mungkinkan itu? (h.177)
Novel Kate DiCamillo selalu menyimpan sesuatu dengan analogi binatang/benda di sekitar manusia. Seperti halnya saat membaca The Tiger Rising dan The Magician’s Elephant, saya mendapatkan pesan indah dalam kisahnya. Dan, dari ketiga buku DiCamillo, Petualangan Ajaib Edward Tulane adalah yang terindah dan meninggalkan kesan mendalam. Proses melunakkan hati tak  bisa dilakukan dalam hitungan hari, butuh waktu lama dan perjalanan kebersamaan yang panjang, serta terbukanya pikiran untuk merenungi pengalaman yang telah dijalani. Proses yang juga harus diiringi hati yang senantiasa bersedia menerima cinta.

0 comments:

 

Sahabat si Cilik Template by Ipietoon Cute Blog Design